Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan komitmennya sebagai pusat riset kebudayaan nasional dengan peran vital dalam proses repatriasi benda budaya Indonesia dari Belanda. Melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi, BRIN siap menjembatani warisan masa lalu dengan masa kini dan masa depan Indonesia.
Fasilitas BRIN Mendukung Pengelolaan Koleksi Budaya Nasional
Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Sasa Sofyan Munawar, menyampaikan bahwa BRIN memiliki mandat strategis dalam mengelola koleksi ilmiah nasional. Fasilitas yang tersedia telah disiapkan untuk mendukung proses pemulangan artefak budaya dari Belanda.
“BRIN memiliki fasilitas mumpuni untuk mengelola koleksi ilmiah, termasuk artefak yang akan kembali dari Belanda ke Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari laman brin.go.id.
Kunjungan Delegasi Belanda ke Fasilitas BRIN di Bogor dan Cibinong
Pada Rabu, 28 Mei, Delegasi Komite Koleksi Kolonial Belanda melakukan kunjungan resmi ke berbagai fasilitas BRIN, termasuk Kebun Raya Bogor dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong. Kunjungan ini merupakan bagian dari kerja sama diplomatik dalam proses repatriasi sekitar 28.000 benda budaya Indonesia yang selama ini tersimpan di museum-museum di Belanda.
Peninjauan Infrastruktur Konservasi dan Laboratorium BRIN
Delegasi meninjau infrastruktur konservasi koleksi ilmiah dan laboratorium penelitian BRIN, sebagai bentuk kesiapan Indonesia menyambut pemulangan benda budaya. Mereka memeriksa langsung kemampuan Indonesia dalam menyimpan, merawat, dan meneliti benda bersejarah bernilai tinggi.
Diskusi Bilateral dan Jaminan Keberlanjutan Penelitian
Sofwan Noerwidi, Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, menjelaskan bahwa telah dilakukan diskusi bilateral dengan tim repatriasi Kementerian Kebudayaan, membahas pemindahan teknis, konservasi pasca-repatriasi, dan jaminan keberlanjutan riset budaya.
“Delegasi ingin memastikan Indonesia memiliki sistem yang berkualitas dalam menyimpan koleksi bernilai sejarah tinggi,” jelas Sofwan.
Benda Budaya yang Akan Dipulangkan: Dari Fosil hingga Manuskrip Kuna
Koleksi yang akan direpatriasi tidak terbatas pada artefak arkeologis seperti arca dan prasasti, tetapi juga termasuk fosil, ekofak, dan manuskrip kuna yang memiliki nilai tinggi dalam studi sejarah dan budaya Indonesia.
Teknologi Konservasi Terkini: Mikro-CT dan Cryo-EM
Salah satu sorotan kunjungan adalah teknologi konservasi yang dimiliki BRIN, seperti Mikro-CT, pemindai 3D beresolusi tinggi yang mampu melihat struktur dalam artefak tanpa merusaknya. Teknologi ini digunakan untuk memindai keris, arca, tulang, dan benda lain secara digital.
Arbi Dimyati, Koordinator Laboratorium Cryo-EM, menambahkan bahwa teknologi ini juga mendukung konservasi digital dan penciptaan replika 3D, yang dapat digunakan untuk edukasi dan pameran internasional.
“Kami tidak hanya punya teknologi mutakhir, tapi juga SDM yang terampil dan mampu mengoperasikan alat ini secara mandiri,” ujar Arbi.
Koleksi Unik BRIN: Herbarium, Xylarium, dan Bank Biji
Selama kunjungan, delegasi juga melihat berbagai koleksi BRIN, seperti herbarium, xylarium, bank biji, serta koleksi zoologi dan arkeologi. Hal ini menunjukkan kesiapan BRIN sebagai pengelola koleksi budaya multidisiplin.
Apresiasi Delegasi Belanda: Infrastruktur BRIN Diakui Dunia
Ketua Komite Koleksi Kolonial Belanda, Lilian Gonçalves-Ho Kang You, mengungkapkan kekagumannya terhadap fasilitas BRIN.
“Fasilitas di BRIN sangat luar biasa. Koleksinya unik dan beragam. Tidak semua negara punya infrastruktur seperti ini,” ujarnya.
Repatriasi Sebagai Bentuk Diplomasi Budaya
Rencana pemulangan benda budaya ini tidak hanya menjadi momentum penting dalam pemulihan identitas bangsa, tetapi juga mencerminkan diplomasi budaya yang menghargai warisan budaya dunia sebagai milik bersama umat manusia, bukan sekadar milik institusi.
Langkah Strategis Menuju Pemulihan Martabat Sejarah Indonesia
Kunjungan Delegasi Belanda ke BRIN, Perpustakaan Nasional, dan Museum Nasional merupakan bukti kuat bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah koleksi budayanya sendiri. Dengan dukungan fasilitas riset yang kuat dan SDM berkualitas, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah.
Kesimpulan
Kesiapan BRIN dalam menyambut repatriasi benda budaya dari Belanda merupakan simbol komitmen Indonesia terhadap pelestarian warisan sejarah. Melalui dukungan teknologi canggih, kolaborasi internasional, dan SDM yang andal, Indonesia tak hanya ingin membawa pulang benda budaya, tetapi juga mengembalikan martabat sejarah bangsa. Proses ini memperlihatkan bahwa konservasi berbasis riset adalah kunci untuk melindungi dan menghormati warisan budaya sebagai bagian dari identitas nasional dan warisan global.
