Integrasi Koding dan AI di Sekolah Terhambat oleh Kesiapan Guru dan Infrastruktur

KBRN, Jakarta – Integrasi pembelajaran koding dan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan sekolah masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal kesiapan tenaga pendidik dan ketersediaan infrastruktur teknologi. Meski kebutuhan akan transformasi digital di dunia pendidikan kian mendesak, proses implementasinya tidak akan berjalan optimal tanpa kesiapan menyeluruh dari seluruh aspek pendukung.

Guru Belum Sepenuhnya Siap Hadapi Perubahan Digital

Kepala Pusat Riset Pendidikan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Trina Fizzanty, menegaskan pentingnya membekali guru dengan pengetahuan teknologi terbaru agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Dalam wawancara bersama Pro 3 RRI pada Rabu (4/6/2025), Trina mengatakan:

“Kita perlu merespons dinamika perubahan yang terus berkembang. Justru anak-anak lebih cepat merespons, gurunya yang perlu disiapkan.”

Riset BRIN Fokus pada AI di Pendidikan Dasar dan Menengah

BRIN saat ini sedang melakukan riset pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang sekolah dasar dan menengah. Fokus riset tahun ini meliputi:

Pemetaan praktik pembelajaran berbasis AI di berbagai sekolah

Pengembangan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

Penggunaan AI di Sekolah Masih Terbatas

Hasil pemetaan awal menunjukkan bahwa penggunaan AI di sekolah saat ini masih terbatas pada platform berbasis produktivitas, seperti layanan dari OpenAI dan beberapa game edukatif sederhana yang mengandalkan elemen kecerdasan buatan.

Sementara itu, pemanfaatan robotika dan teknologi canggih lainnya masih sangat minim, karena faktor biaya dan kompleksitas persiapan yang diperlukan.

Game Edukatif Dapat Asah Kemampuan Logis Anak

Trina juga menyoroti potensi game edukatif berbasis AI sebagai alat bantu untuk melatih kemampuan berpikir logis dan kritis siswa sejak dini. Namun, potensi ini belum dimaksimalkan karena keterbatasan sumber daya dan pelatihan bagi tenaga pendidik.

  • Tantangan Utama: Kurikulum, Pelatihan Guru, dan Akses Teknologi
  • Beberapa tantangan utama yang menghambat implementasi AI dan koding di sekolah antara lain:
  • Kurikulum belum mengakomodasi pembelajaran berbasis AI
  • Minimnya pelatihan bagi guru terkait penggunaan teknologi digital
  • Ketimpangan akses terhadap perangkat dan jaringan internet

Solusi Bertahap: Mulai dari Sekolah yang Siap

Sebagai solusi, Trina menyarankan penerapan pembelajaran koding dan AI secara bertahap. Proses ini dapat dimulai dari sekolah-sekolah yang telah memiliki kesiapan dalam hal sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi. Pendekatan bertahap diharapkan bisa menjadi model bagi wilayah atau sekolah lain yang masih dalam proses persiapan.

Kesimpulan

Transformasi pendidikan berbasis digital, khususnya melalui pengenalan koding dan kecerdasan buatan (AI), menjadi langkah penting dalam mencetak generasi unggul masa depan. Namun, tantangan kesiapan guru, kurikulum, dan infrastruktur masih perlu dijawab secara serius. Pendekatan bertahap, disertai dukungan riset dan kebijakan yang tepat, menjadi kunci sukses integrasi teknologi dalam dunia pendidikan Indonesia.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *